Pengenalan Siapa Allah itu ?
Sebuah kewajiban yang paling pokok dan
mendasar bagi seorang hamba adalah mengenal Rabbnya, mengenal Allah yang
telah menciptakannya, memelihara dan memberi rezeki kepadanya, Yang
tidak ada Ilah (sesembahan) yang berhak disembah melaikan Dia.
Wajib bagi seorang hamba untuk mengenal
Allah dengan pengenalan yang benar yang membuahkan rasa cinta kepada
Allah, takut kepada Nya dan beribadah kepadaNya semata. Berkata Syaikh Muhammad Aman Al Jami Rahimahullah : “
Yaitu pengenalan seorang hamba kepada Allah yang mewajibkan
mencintaiNya Subhanahu wata’ala, takut kepadaNya, mengagungkanNya,
mengagungkan perintahNya dan syari’atNya. Pengenalan yang mewajibkan
muraqabatullah (merasa dalam pengawasan Allah Ta‘ala) dan takut
kepadaNya serta puncak cinta kepadaNya, dikarenakan cinta kepada Allah
adalah ruh iman, dan iman jika kosong dari cinta kepada Allah seperti
jasad yang mati (tanpa ruh –ed)” (Syarhu Tsasatil Usuul : 21).
Dan pengenalan seorang hamba kepada Allah
dengan cara membaca ayat – ayatNya yang menjelaskan tentang keesaan
Allah didalam rububiyahNya, uluhiyahNya dan asma (nama-nama) dan
sifatNya. Begitu juga dengan memikirkan ciptaanNya karena itu semua
menunjukkan tentang kebesaran dan keagunagn Allah yang menciptakannya.
Pengenalan seorang hamba kepada Allah tidaklah terlealisasi kecuali dengan mengimani empat hal :
Pertama : Beriman kepada wujud (keberadaan) Allah
Sesungguhnya menyakini wujud
(keberadaan) Allah adalah perkara fitrah yang Allah fitrahkan kepada
manusia sejak lahir. Sebagian besar manusia mengakui wujud (keberadaan)
Allah dan tidak ada yang menyelisihinya kecuali sedikit seperti orang
atheis itupun karena kesombongan mereka padahal hati mereka menyakini.
Adanya langit, bumi, matahari bulan dan
makhluk lainnya serta keteraturan alam semesta menunjukkan ada yang
mencipta dan yang mengaturnya, Dialah Allah yang mencipta dan mengatur
alam semesta ini.
Allah Ta’ala berfirman :
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
“ Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun (yang menciptakan) ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? “ (Qs. Ath Thur : 35)
Dan Allah Ta’ala berfirman :
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا الليْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“ Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan
masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Qs. Yasin : 40)
Kedua : Beriman kepada rububiyah Allah
Yaitu menyakini bahwasannya Allah adalah
Rabb segala sesuatu, pemilik, pencipta, pemberi rezeki yang menghidupkan
dan mematikan, yang memberi manfaat dan mudharat (bahaya), yang segala
urusan berada ditanganNya. Dan bahwasannya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu dan tidak ada sekutu bagi Nya.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam” (QS. Al-Fatihah : 2)
اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
Artinya : “Allah pencipta segala sesuatu “ (QS. Az-Zumar : 62)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
“ Dan tidak ada suatu binatang melatapun dilangit dan dibumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya” (Qs. Hud : 6)
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا فِيهِنَّ
“ Kepunyaan Allahlah langit dan bumi dan apa yang ada didalamnya “ (Qs. Al Maidah : 120)
Ketiga : Beriman kepada uluhiyah Allah
Yaitu mengesakan Allah didalam ibadah
kita, tidaklah kita beribadah melainkan hanya kepada Nya. Seluruh ibadah
kita dzahiran (lahiriah) dan Bathinan (hati), seperti doa, menyembelih,
nadzar, khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal
hanya kita peruntukkan kepada Allah semata.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya : “Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan memohon pertolongan” (QS. Al-fatihah : 5)
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”. (QS. An-Nisaa : 36)
Keempat : Beriman kepada asma (nama-nama) dan sifat Allah
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan
sifatNya, dengan menetapkan nama-nama dan sifat Allah yang Allah dan
Rasul Nya tetapkan dengan tanpa menyerupakan Allah dengan makhlukNya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura’ : 11)
Pengenalan seorang hamba kepada Allah
adalah dengan merealisasikan keimanan terhadap empat hal diatas, beriman
kepada wujud (keberadaan) Allah, rububiyahNya, uluhiyahNya dan asma dan
sifatNya. Dan wajib atas seorang hamba untuk mengenal Allah dengan
pengenalan yang benar sehingga dia bisa beribadah kepada Allah diatas
basihrah (ilmu) dan tidak boleh bodoh atau melalaikan dari mengenal
kepada Allah.
Komentar
Posting Komentar