TUGAS ISD Ke 2
TUGAS II
A. PELAPISAN
SOSIAL
Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang
ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial
merupakan gejala yang bersifat keseluruhan . Di dalam masyarakat mana pun,
pelapisan sosial selalu ada .
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan
sendirinya pelapisan sosial terjadi. Wujudnya bisa dilihat dalam
lapisan-lapisan masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan
rendah. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh
bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai
sosial itu .
Pelapisan sosial menurut Drs. Robert M.Z.
Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese
dan prestise. Pelapisan sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan
penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang
berjudul “Sosial Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam
masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup
teratur. Dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga
dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara berkasta.
1. Dasar-dasar
pembentukan pelapisan sosial
Ukuran yang dominan dalam pembentukan pelapisan sosial pada
masyarakat adalah sebagai berikut:
1a. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat
dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk
lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang
tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.
Kekayaan tersebut dapat dilihat dari tempat tinggal atau barang-barang tersier
yang dimilikinya.
1b. Ukuran
kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas
dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai atau disegani orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya,
kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
1c. Ukuran
kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati
akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
1d. Ukuran
ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh
anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang
paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang
disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor
ataupun gelarprofesional seperti profesor.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas),
tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi,
ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial
dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung
pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan.
2. Sifat Stratifikasi Sosial
2a. Stratifikasi
Sosial Tertutup (Closed Sosial Stratification)
Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi
kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang
merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu-satunya jalan untuk menjadi
anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi
sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.
2b. Stratifikasi
Sosial Terbuka (Open Sosial Stratification)
Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan
untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan lain sangat besar. Stratifikasi
sosial terbuka memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berpindah lapisan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang
cakap dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di bawahnya.
3. Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
· Kelas atas (upper class)
· Kelas bawah (lower class)
· Kelas menengah (middle class)
· Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai teori-teori tentang
pelapisan masyarakat, seperti:
a. Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya
sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
b. Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan
bahwa selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan
menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat.
c. Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang
senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
d. Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam
seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada
masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah
kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
e. Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan
masyarakat. Ia menggunakan istilah kelas yang menurutnya, pada pokoknya
ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan
alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki
tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
B. ELITE
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II
– 1995) menyebut elite adalah “orang orang terbaik atau pilihan di suatu
kelompok,” dan “kelompok kecil orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum
bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.
Sumber lain mendefinisikan elite adalah
sebagai suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu
konektivitas dengan cara yang bernilai sosial. Golongan elite sebagai minoritas
sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain:
1) Elite menduduki posisi yang penting dan
cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
2) Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka
adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag
bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer
maupun pencapaian.
3) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki
tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
4) Ciri-ciri
lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan
yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok
orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti
lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang
tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam istilah
yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam masyarakat di puncak
struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi,
pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan
pekerjaan-pekerjaan dinas”.
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat
menentukan watak elite. Contohnya : dalam masyarakat industri watak elitenya
berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif. Di dalam suatu
lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau
mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan.
mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya,
pensiunan dan lainnya lagi.
C. MASSA
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan
suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam
beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang secara fundamental berbeda
dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan
serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh
beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka
yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers,
atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
1. Ciri-Ciri
Massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang
membedakan di dalam massa :
a. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan
masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas
yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang
berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang
yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya
melalui pers.
b. Massa
merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari
individu-individu yang anonim.
c. Sedikit sekali interaksi atau bertukar
pengalaman antara anggotaanggotanya.
d. Terdiri
dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial.
e. Anonim
dan heterogen.
f. Tidak
terdapat interaksi dan interelasi.
g. Tidak
mampu bertindak secara teratur.
h. Adanya sikap yang kurang kritis, gampang
percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi).
Remaja Disebut Sudah Terlalu Kecanduan Media Sosial
TRIBUNJOGJA.COM - Remaja dikatakan sulit melepaskan diri
dari media sosial sebagaimana orang dewasa karena mereka dianggap terlalu
menyukai teknologi.
Hal ini diramalkan akan mempengaruhi masa depan mereka.
Dilansir sebuah riset menemukan bahwa lebih dari 80 persen remaja
mengatakan mereka sulit melepaskan diri dari kebiasaan bermedia sosial dalam
satu bulan. Mengirim pesan menjadi kebiasaan yang paling sulit dilepaskan
setelah media social, junk food, dan minuman keras.
Rata-rata para remaja memantau media sosialnya 11 kali dalam
satu hari dan mengirimkan 17 pesan, dan menghabiskan uang sekitar 62
poundsterling atau setara dengan 930 ribu rupiah per bulannya, untuk urusan
teknologi, alcohol, dan junk food.
John Dicey dari Allen Carr Addiction Clinics mengatakan “Kebiasaan
ini, media sosial dan teknologi, menunjukkan bahwa mereka sudah kecanduan
teknologi di usia muda. Kita harus mendidik mereka tentang bahayanya terlalu
sering bermedia sosial,” demikian dikutip dari mirror.co.uk. (mg2)
Penyebabnya yaitu media sosial sekarang menjadi trend,
sehingga pemuda tertarik mengikuti. Dengan media sosial mereka bisa
berinteraksi satu sama lain atau lebih dimana saja dan kapan saja.
Solusinya yaitu menggunakan media sosial dengan bijak, agar
lebih bermanfaat.
BERITA TENTANG DARI PEMUDA DAN SOSIALISASI
Saya mengambil
berita ini karena media sosial sangat berkaitan dengan pemuda dan
sosialisasinya sekarang. Karena jaman sekarang media sosial itu sudah menjadi
kebutuhan primer bagi kaum remaja, karena dengan media sosial mereka bisa
berinteraksi satu sama lain atau lebih dimana saja dan kapan saja.
Di media sosial juga tercipta kreativitas – kreativitas dari
golongan manapun, sehingga menjadi populer atau menjadi trend. Namun kita harus
mengetahui bahwa media sosial mempunyai dampak negatif dan positif. Oleh karena
itu kita harus menggunakan media sosial dengan bijak dan terarah tanpa
menyinggung SARA.
SUMBER
http://jogja.tribunnews.com/2015/01/03/remaja-disebut-sudah-terlalu-kecanduan-media-sosial/
Komentar
Posting Komentar